Bisakah....
Andai nanti bila hatiku mati
Kau karangkan aku dengan puisi
Agar bernafaslah hatiku kembali
Menyusun irama baru
Bisakah...
Andai nanti aku menghilang diri
Kau akan tiupkan kembali seruling puisi
Agar aku tahu mencari suara nyanyian itu
Dan kembali kesini
Bisakah...
Andai aku kalah nanti
Kau akan serahkan azimat itu
Mengadun mentera luar biasa
Untuk aku berjuang semula
Bisakah...
Saat aku bermusafir dalam laluan sendiri
Kau iringi aku dengan doa kudus
Agar aku tetap tahu
Kau tak pernah jauh
Dan menjauh
Bisakah...
Kau terus bertahan menjadi pendamping
Saat semua telah hilang
Meninggalkan aku sendirian
Semuanya kecundangan
Lalu kau hadir sambil menghulurkan tangan
Meminta aku berjalan
Teman seiringan
Bisakah...
Kau selimutkan aku selendang renda itu
Menjadi kapan terakhir
Saat aku menyerah kalah
Berhenti untuk berjuang
Segala apa yang telah ku persembahkan
Meletakkan semua noktah pada apa yang telah parah
Merelakan aku
Tanpa sesal dihati
Andai kau tanyakan soalan
Aku hanya ada satu jawapan
Hanya itulah kekuatan
Bertahanlah dengan kesungguhan
Kerna suatu saat hari yang payah
Aku memerlukan kamu disisi
Menjadi penyokong yang mendorong
Untuk bangkit semula
Setelah hatiku mati
Dimamah oleh mereka
Yang bahagia melayan derita
S E R I K A N D I C I N T A