"Renunglah sinar rembulan bila saat rindukan saya.. pasti wajah saya menjenguk hadir.. seindah sinar rembulan, seindah itulah cinta saya pada awak.. walaupun jauh untuk digapai, awak tetap indah dan menawan dalam hati saya.."

Wednesday, February 04, 2009

warkah dalam botol..


Kalau bulan tiada...
Jangan dihilangkan cahayanya dari hatimu
Kelak...
Bila ia menjelma
Dia tahu kau dirindu

Kalau bulan tiada...
Jangan ditanya kemana perginya
Bukan dibawa rajuk yang menjelma
Hanya kudrat membawa cahaya
Tenggelam disaput awan
Tersungkur dicelah langit
Saat mengirim pada bayu salam rindu
Langkahnya terus kaku

Bukan rajuk yang jadi penghulu
Bukan luka menjadi hempedu
Cuma situasi yang berlaku
Buat rindu jadi celaru
Kasih jadi sendu
Gugus waktu yang diburu
Hangus dibakar mentari
Hingga tak tertinggal lagi
Suara hati

Demi kamu...
Aku sanggup terus menjadi bulan hatimu
Walau sisa debu dibakar mentari
Kian menghanguskan aku
Meratah semua bicara tinta yang kutulis jadi nota
Saat ku tinggalkan alam maya

Dan nanti....
Andai bulan yang kau seru
Tak muncul seperti selalu
Bukan kerna bisikan bayu terlupa kirimkan rindu
Tapi kerna aku beradu dalam sepiku
Mengumpulkan kembali cahaya hati
Agar bisa menjelma semula
Terangi cinta sehebat sinarnya
Hanya untuk kau punya
Bahagia kerna setia


Saat membacanya.. aku menangis.. maaf, aku rembat puisi ini.. begitu meruntun hati.. cuma warkahnya saja ku tinggalkan kembali di tempat asalnya.. Aku baling semula ke lautan.. ya kerna bukan untuk aku bukan?.. cuba untuk ukir senyum.. tapi air mata aku masih mengalir..

Permintaanku.. izinkan aku tampal puisi ini disini ya?.. terus cuba untuk bertahan ok.. Ya Allah, sebenarnya aku mati ayat untuk hadiahkan buat kamu.. tampaknya saja aku kuat kelihatan..

Awak, saya izinkan awak pergi... demi untuk kesihatan awak.. sememangnya awak perlu berehat!
Aku mati ayat .....